TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS
“BISNIS CACING TANAH"
Disusun oleh:
Lila Garjita Lucina Nandini
14.02.8784
D3 Manajemen Informatika
JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Tuhan YME, atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah ini dalam Tugas Akhir Lingkungan Bisnis dengan tepat
waktu.
Karya Ilmiah ini saya susun berdasarkan
sumber yang akurat, yang penyajiannya sangatlah simple agar mudah dipahami oleh
para dosen yang menilai.
Saya telah berupaya semaksimal mungkin
agar Karya Ilmiah ini dapat saya sajikan dengan sebaik-baiknya agar dapat lulus
dengan nilai yang maksimal.
Kritik dan saran yang membangun akan
sangat membantu saya dalam menyempurnakan Karya Ilmiah ini. Terima kasih.
Yogyakarta, Maret 2015
ABSTRAK
Cacing
tanah ??? Membayangkan saja sudah jijik, apalagi memegangnya. Begitulah
kira-kira anggapan sebagian besar masyarakat kita tentang makhluk panjang dan
licin yang menghuni perut bumi kita ini. Namun ada jenis cacing yang bernama L.
Rubellus yang merupakan salah satu dari sekian banyak jenis cacing tanah yang
ada di bumi ini. Secara langsung maupun tidak langsung cacing tanah ini
berperan dalam kehidupan manusia, mulai dari sebagai pakan ternak, obat,
kosmetika, penghasil pupuk organik, pelenyap sampah, hingga sebagai makanan
manusia.
Dari
berbagai manfaat tersebut, kini cacing tanah jenis L. Rubellus mulai dilirik
karena dari usaha pembudidayaannya dapat diraup banyak rupiah. Keuntungannya
pun berlipat ganda karena perkembangannya sangat cepat. Akibatnya banyak orang
yang mulai menginvestasikan dananya ke dalam bisnis peternakan cacing tanah
ini.
Maka
dari itu, saya susun karya Ilmiah ini, supaya para pembaca dapat tertarik
dengan Peluang Bisnis Cacing Tanah dengan
mencoba beternak cacing tanah dengan prospek usaha yang menjanjikan.
ISI
PROSPEK
USAHA CACING Lumbricus Rubellus
Cacing (khususnya jenis Lumbricus Rubellus) memang memiliki
banyak manfaat untuk manusia. Diantara kebaikan-kebaikan ini, cacing bisa
dijadikan obat penurun panas dan demam yang sangat efektif. Bahkan, penggunaan
cacing dalam obat sudah diperkenalkan sejak nenek moyang dulu. Tidak hanya di
Indonesia, cacing lumbricus rubellus atau biasa dikenal cacing tanah merah ini
juga menjadi bahan utama dalam pembuatan obat dan bahan kosmetik di luar
negeri, seperti Cina, Korea, Jepang, Kanada, dan Amerika.
Cacing dikenal memiliki banyak keunggulannya. Salah satunya adalah ketahanan tubuh yang sangat luar biasa. Selain itu, perawatan cacing juga cukup simple. Dalam perawatan beberapa kolam cacing, tidak membutuhkan tenaga yang banyak. Pakan cacing pun juga tergolong mudah.
Perkembangbiakan cacing tergolong super cepat, bahkan masa panen untuk cacing jenis lumbricus rubellus ini hanya membutuhkan waktu 40 hari. Harga satu kilo untuk jenis cacing yang lumayan tinggi, membuat budidaya cacing menjadi salah satu alternatif di bidang agri. Dari pengakuan survei usahawan cacing di pasar, untuk satu kilo cacing umur 40 hari dihargai 40-50 ribu rupiah.
Cacing dikenal memiliki banyak keunggulannya. Salah satunya adalah ketahanan tubuh yang sangat luar biasa. Selain itu, perawatan cacing juga cukup simple. Dalam perawatan beberapa kolam cacing, tidak membutuhkan tenaga yang banyak. Pakan cacing pun juga tergolong mudah.
Perkembangbiakan cacing tergolong super cepat, bahkan masa panen untuk cacing jenis lumbricus rubellus ini hanya membutuhkan waktu 40 hari. Harga satu kilo untuk jenis cacing yang lumayan tinggi, membuat budidaya cacing menjadi salah satu alternatif di bidang agri. Dari pengakuan survei usahawan cacing di pasar, untuk satu kilo cacing umur 40 hari dihargai 40-50 ribu rupiah.
Budidaya cacing, bisa dilakukan di daerah manapun. Inilah kelebihan yang dimiliki cacing, karena di semua daerah cacing bisa hidup subur. Yang penting, media di kolam diusahan tetap selembab mungkin. Karena cacing menyukai habitat yang lembab. Saat panen atau 40 hari, cacing besar siap panen biasanya akan meminggir di pinggir kolam. Sedangkan telur dan anakan cacing biasanya akan menggumpul di tengah.
Usaha Cacing Lumbricus RubellusSelain cacingnya yang laku dijual dalam kondisi hidup di pabrik farmasi dan kosmetik atau diekspor ke luar negeri, ternyata kascing (media bekas budidaya cacing) juga laku dijual. Kascing merupakan pupuk organik alami yang memiliki kandungan hara makro serta mikro yang lengkap dengan pH basa. Kascing ini biasanya digunakan untuk pupuk tanaman sayuran, buah-buahan, selain itu juga cocok untuk pupuk padi organik. Untuk perkilo kascing, biasanya dihargai 5.000 sampai 6.000 rupiah.
Pemasaran cacing, tidaklah terlalu sulit. Saat ini, banyak pabrik-pabrik farmasi atau kosmetik yang siap menampung hasil panen budidaya cacing. Bahkan beberapa negara juga siap menampung cacing-cacing ini. Penting juga untuk menjalin kemitraan bersama para petani cacing untuk berbagi info mengenai penjualan serta tips-tips beternak cacing.
5 Langkah Memulai Budidaya Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus)
- Buat rumah cacing tanah
- Persiapkan media/lingkungan cacing
- Persiapkan makanan yang dibutuhkan
- Pengadaan indukan cacing
- Lakukan perawatan rutin
1. Buat rumah cacing tanah
Sistem Jedingan, di sini kita dapat memasukkan 5 kg bibit dalamnya.
Rak kayu, masing-masing dapat menampung 3 sampai 5 kg bibit.
Rak kayu, masing-masing dapat menampung 3 sampai 5 kg bibit.
Lahan Seadanya
2. Mempersiapkan Media /lingkungan cacing
Syarat Media
yang baik, diantaranya :
·
Gembur
·
Organik
·
Lunak
Contoh Media
yang digunakan, diantaranya adalah:
Log Jamur, adalah limbah hasil
budidaya jamur. Log jamur memiliki kandungan protein yang lebih tinggi
dibandingkan media lainnya sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan cacing. Grajen bekas jamur ini bisa dicampur dengan kletong
(kotoran sapi) yang sudah kering atau setengah kering, serta tanah.
Tanah, namun bukan sembarang tanah, usahakantanah yang mengandung banyak
unsure hara. Biasanya terdapat pada tanah humus.
Gergajian Kayu, limbah hasil gergajian, cukup bermanfaat namun perlu
dicampurkan air terlebih dahulu.
Cacahan Batang Pisang, yakni menggunakan Batang yang telah dicacah namun
biasanya juga ditambahkan tanah.
3.
Persiapkan makanan yang
dibutuhkan
Macam-macam
makanan yang diberikan untuk Cacing, diantaranya :
a) Limbah Organik Rumah Tangga
Limbah rumah tangga contohnya adalah
nasi yang sudah basi, kulit buah, sayuran yang tidak termakan, kupasan kulit
kentang, wortel, bawang, batang kangkung dll.
b) Limbah Organik Home Industri
Limbah Home industry contohnya log
jamur , limbah di pasar tradisional, limbah kulit buah, limbah hasil dapur
rumah makan dll
c) Limbah Organik Peternakan
Limbah peternakan seperti kotoran
Sapi, Kambing, Ayam dengan catatan diberi air terlebih dahulu agar tidak panas,
atau bias diberikan prebiotik agar tidak bau.
d) Limbah Organik Lingkungan
Limbah dari dedaunan yang gugur bias
langsung diberikan dan juga bias dikompos terlebih dahulu
Cara
pemberian pakan ada tiga cara antara lain diberikan secara langsung,
dibusukkan terlebih dahulu dan difermentasi terlebih dahulu, fermentasi berarti
memberikan “tetes tebu” untuk
meningkatkan jumlah bakteri dalam makanan.
4. Pengadaan indukan cacing
Pengadaan
indukan, bias dibeli langsung dari peternak cacing itu sendiri, hal ini lebih
baik dibandingkan mencari sendiri di alam, karena kemampuan berkembang biak
tidak bagus dan kadang tidak bias beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
5. Lakukan perawatan rutin
Perawatan
yang dimaksud dengan, pemberian pakan secara rutin minimal seminggu sekali
tetapi akan lebih baik jika dilakukan setiap hari. Selain itu banyak beberapa
hama yang mengganggu proses budidaya, diantaranya adalah semut, kutu
tanah, orong-orong, rayap, tikus, kadal, katak, tokek, dll.
Langkah membasmi hama antara lain :
- Jaga kebersihan lingkungan
- Antisipasi semut : dengan kapur semut, cairan odol, baygon
- Antisipasi tikus/kadal : jedingan ditutup dengan kasa/jaring
- Antisipasi Kutu tanah : fermentasi media
MASA PANEN
- Umumnya panen dilakukan setelah 4 bulan penanaman bibit
- Ada saat panen, cacing yang diambil adalah sekitar 25% dari jumlah cacing yang ada
- Ukuran biomass cacing yang dipanen bebas
- Media bekas panen cacing (kascing) bisa dikembalikan ke jedingan, atau langsung dikemas untuk dijual
REFERENSI
Pemikiran sendiri
0 komentar:
Posting Komentar